Assalamualaikum. Pada postingan ini saya akan
memaparkan materi bahasa Indonesia SMA kelas X mengenai teks Laporan Hasil
Observasi (LHO). Materi ini menjelaskan tentang Pengertian teks LHO, ciri-ciri
teks LHO, Struktur teks LHO, penjelasan tentang macam-macam konjungsi, kata dan
frasa verba serta nomina, selain itu menjelaskan tentang kalimat kompleks dan
kalimat simpleks. Selamat membaca!
1. Pengertian Teks Laporan Hasil Observasi:
} Melalui teks
LHO pembaca memperoleh sejumlah pengetahuan ataupun wawasan, bukan hasil
imajinasi.
2. Ciri-ciri Teks LHO:
} Menyajikan
fakta-fakta tentang keadaan peristiwa, tempat, benda, dan orang.
} Menambah
pengetahuan dan wawasan kepada pembacanya.
3. Struktur dan Kaidah Teks LHO:
} STRUKTUR:
struktur umum LHO terdiri atas pendahuluan, pembahasan, dan simpulan. Dapat
pula teks itu dilengkapi dengan kata pengantar, daftar isi, dan daftar pustaka.
} KAIDAH: kaidah
laporan hasil observasi menyajikan sejumlah fakta sebagai hasil pengamatan
lapangan. Fakta tersebut dapat dilengkap dengan gambar-gambar grafis.
4. Didalam menyusun teks LHO harus memperhatikan ide pokok, berikut
penjelasannya:
} Ide pokok suatu
laporan pengamatan dapat dijumpai pada bagian awal atau akhir dari setiap
paragraf.
} Berdasarkan
letaknya, paragraf dikelompok menjadi dua bagian:
a.
Paragraf Deduktif: adalah paragraf yang kalimat
utamanya berada di awal paragraf.
b.
Paragraf Induktif: adalah paragraf yang kalimat
utamanya berada pada akhir paragraf. Kalimat itu biasanya merupakan kesimpulan
dari gagasan penjelas yang diuraikan sebelumnya.
5. Pada bagian kelima ini akan dijelaskan mengenai cara-cara
meringkas teks LHO:
} Sebuah
ringkasan merupakan rangkaian pokok-pokok
pikiran yang dirangkai menjadi satu dengan tetap memperhatikan urutan isi
bagian demi bagian, dan sudut pandang (pendapat) pengarang tetap diperhatikan
dan dipertahankan.
} Untuk menyusun
sebuah ringkasan, hal yang pertama harus dilakukan adalah membaca pemahaman si
teks, kemudian menemukan pokok-pokok isi informasi di dalamnya.
} Pokok-pokok isi
sebuah teks dapat ditemukan dengan menemukan kalimat utamanya. Kalimat utama
adalah kalimat yang di dalamnya mengandung pokok fikiran atau gagasan utama
yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf.
} Gagasan
utama bersifat umum dan dapat merangkum
semua isi yang ada dalam sebuah paragraf
6. Sama halnya dengan teks-teks yang lain, terdapat konjungsi dalam
teks LHO, berikut pemaparannya:
} Konjungsi
adalah kata penghubung
} kata tugas yang
menghubungkan dua klausa atau lebih.
} Jenis-jenis
konjungsi:
a.
Konjungsi antar klausa, dibagi menjadi tiga
yaitu koordinatif, subordinatif, korelatif
b.
Konjungsi antar kalimat
c.
Konjungsi antar paragraf
a.
Konjungsi antar klausa
1.)
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang
menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sintaksis yang sama.
(konjungsi setara )
Macam-macam:
Macam-macam:
- dan
(menyatakan penambahan)
- tetapi (menyatakan perlawanan)
- atau (menyatakan pemilihan)
- tetapi (menyatakan perlawanan)
- atau (menyatakan pemilihan)
Contoh:
Puluhan ribu anggota TNI dan POLRI
dikerahkan guna mengamankan Pilkada DKI.
2.)
Konjungsi subordinatif yaitu konjungsi yang
menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sintaksis yang tidak
sama. (konjungsi bertingkat)
Macam-macamnya:
-
sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak,
selesai, ketika, tatkala, sewaktu,
sementara, sambil, seraya, selagi, selama,
hingga, sampai. (menyatakan waktu).
-
Jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala
( menyatakan syarat).
-
Andaikan, seandainya, andaikata, umpamanya,
sekiranya (menyatakan pengandaian).
-
Agar, supaya, biar (menyatakan tujuan)
-
Biarpun, meskipun, sekalipun, walaupun,
sungguhpun, kendatipun (menyatakan konsesif).
-
seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti,
sebagai, laksana (menyatakan pemiripan).
-
sebab, karena, oleh karena (menyatakan sebab)
-
hingga, sehingga, sampai (-sampai), maka(nya)
(menyatakan akiba ).
-
bahwa (menyatakan penjelasan).
3.)
Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang
menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa dan kedua unsur itu memiliki status
sintaksis yang sama.
Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan.
Konjungsi korelatif terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa yang dihubungkan.
Macam-macamnya:
- baik … maupun …
- tidak hanya …, tetapi ( …) juga …
- bukan hanya …, melainkan …
- (se)demikian (rupa) … sehingga…
- apa(kah) … atau …
- entah … entah …
- jangankan …, …pun
b.
Konjungsi Antarkalimat yaitu konjungsi yang
menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Oleh karena itu,
konjungsi ini selalu memulai satu kalimat yang baru dan huruf pertamanya
ditulis dengan huruf kapital.
Macam-macamnya:
- biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu ( menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu )
- kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu ( menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar hal yang telah dinyatakan sebelumnya ).
- sebaliknya ( menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya ).
- sesungguhnya, bahwasannya ( menyatakan keadaan yang sebenarnaya ).
- malahan, bahkan ( menyatakan menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya).
- akan tetapi, namun, kecuali itu ( menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya ).
- dengan demikian ( menyatakan konsekuensi )
- oleh karena itu, oleh sebab itu ( menyatakan akibat )
- sebelum itu ( menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya )
Macam-macamnya:
- biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu ( menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu )
- kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu ( menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar hal yang telah dinyatakan sebelumnya ).
- sebaliknya ( menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya ).
- sesungguhnya, bahwasannya ( menyatakan keadaan yang sebenarnaya ).
- malahan, bahkan ( menyatakan menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya).
- akan tetapi, namun, kecuali itu ( menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya ).
- dengan demikian ( menyatakan konsekuensi )
- oleh karena itu, oleh sebab itu ( menyatakan akibat )
- sebelum itu ( menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya )
c.
Konjungsi Antar paragraf yaitu konjungsi yang
digunakan untuk menghubungkan paragraf tempat konjungsi itu dipakai dengan
paragraf sebelumnya.
Konjungsi antar paragraf pada umumnya terletak pada awal paragraf.
Macam-macamnya:
- adapun
- akan hal
- mengenal
- dalam pada itu
Selain keempat konjungsi antar paragraf tersebut terdapat juga konjungsi antar paragraf berikut:
- alkisah
- arkian
- sebermula
- syahdan
Konjungsi antar paragraf pada umumnya terletak pada awal paragraf.
Macam-macamnya:
- adapun
- akan hal
- mengenal
- dalam pada itu
Selain keempat konjungsi antar paragraf tersebut terdapat juga konjungsi antar paragraf berikut:
- alkisah
- arkian
- sebermula
- syahdan
7. Pada bagian ketujuh, saya akan menjelaskan mengenai cara
menyunting sebuah laporan:
} Terdapat
beberapa kata yang penulisannya salah dalam teks dibawah ini. Perbaikilah kata-kata
yang dimaksud!
a.
Penggunaan tekhnologi penangkapan ikan di laut
hendaknya di waspadai agar nggak sampai mematikan mata pencaharian nelayan
tradisionil, mengingat sistim penangkapan ikan pada zaman sekarang lebih
modern.
b.
Belajar adalah kegiatan siswa yang pokok dan
pertama. Tentang tugas pelajar atau siswa, apapun system yang diterapkan oleh
pemerintah, tugas pokok siswa adalah tetap sama yaitu belajar secara efektip.
Kreatifitas siswa sangat diperlukan untuk menuju success.
8. Selanjutnya yaitu cara menyusun teks LHO:
Langkah-langkah:
a.
Melakukan observasi atau pengamatan lapangan
dengan kriteria objek menarik di sekitarmu.
b.
Mendaftarkan topik-topik (fakta di lapangan)
yang dikembangkan menjadi laporan.
c.
Menyusun kerangka laporan, yakni dengan
menomori topik-topik yang diperoleh.
d.
Mengembangkan kerangka yang telah disusun
menjadi suatu teks LHO yang padu.
9. Kata dan Frasa Verba serta Nomina
} Jenis kata dan
kelompok kata (frasa) yang dominan digunakan dalam sebuah teks laporan hasil
observasi adalah verba (kata kerja) dan nomina (kata benda).
} Kata berbentuk morfem atau morf bebas,
yaitu satuan bahasa terkecil (dapat memiliki arti maupun tidak) yang bersifat
bebas.
} Frasa merupakan unsur yang lebih luas,
yaitu kelompok kata nonpredikatif, hanya menduduki satu fungsi dalam sebuah
kalimat.
Contoh Nomina:
PARAGRAF
|
KATA
|
FRASA
|
1
|
Wayang
|
seni pertunjukkan yang telah ditetapkan
sebagai warisan budaya asli Indonesia
|
sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor
dari Indonesia sebuah warisan mahakarya dunia yang tidak ternilai dalam seni
bertutur
|
||
sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor
dari Indonesia sebuah warisan mahakarya dunia yang tidak ternilai dalam seni
bertutur
|
||
UNESCO
|
lembaga yang mengurusi kebudayaan dari PBB
|
|
para wali songo
|
||
penyebar agama Islam di Jawa
|
||
wayang kulit
|
||
Contoh
Verba:
PARAGRAF
|
KATA
|
FRASA
|
1
|
adalah
|
sudah
membagi
|
menetapkan
|
||
disesuaikan
|
||
dibuat
|
||
berarti
|
||
adalah
|
||
mengembangkan
|
10. Selanjutnya yaitu penjelasan mengenai afiksasi:
} Afiksasi Sebuah
kata dalam teks dapat berupa kata dasar atau kata turunan.
} Kata turunan
terbentuk melalui afiksasi, yaitu proses pengimbuhan.
} Suatu kata yang
melalui afiksasi bisa saja berubah jenis. Sebagai contoh, suatu jenis verba
suatu ketika muncul sebagai nomina dengan hanya menambah atau mengubah imbuhan.
Suatu kata dasar dapat berubah menjadi verba jika diberi imbuhan me(N)-,
be(R)-, di-, bahkan terkadang ter- atau ke-an. Sementara itu, kata dasar yang
sama dapat berubah menjadi nomina jika diberi imbuhan pe(N)-, pe(R)-, -an, atau
terkadang ke-an.
} Contoh:
No
|
Kata
|
Jenis
|
Imbuhan
|
Kata
Dasar
|
1
|
menakutkan
|
verba
|
Me[N]-kan
|
takut
|
2
|
kemampuan
|
nomina
|
Ke-an
|
mampu
|
11. Kalimat Kompleks dan Simpleks
Kalimat Kompelks:
} Kalimat
kompleks atau kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki dua atau lebih
klausa.
} Kalimat majemuk
setara memiliki dua atau klausa ganda yang setara dalam suatu kalimat,
sedangkan;
} Kalimat majemuk
bertingkat memiliki klausa ganda yang tidak sama atau berada di bawah fungsi
utama suatu kalimat.
Kalimat Simpleks:
1.
Kalimat yang hanya memiliki satu klausa disebut
sebagai kalimat simpleks atau biasa disebut pula sebagai kalimat tunggal.
Contoh:
a.
Ada beragam jenis topeng di museum
ini.
b. Wayang tersebut berbentuk pipih
seperti wayang kulit.
12. Kalimat Definisi dan Deskripsi
} Kalimat
definisi adalah kalimat yang menjelaskan tentang definisi sesuatu, atau kalimat
yang mengandung pembatasan cakupan pengertian suatu hal sehingga menjadi jelas
dan nyata.
Contoh:
Wayang adalah seni pertunjukan yang telah
ditetapkan sebagai warisan budaya asli Indonesia.
} Kalimat
deskripsi adalah kalimat yang dapat berisi gambaran sifat-sifat benda yang
dideskripsikan. Sifat-sifatnya antaralain:
a. Ukuran
b. Tinggi
c. Warna
d. Rasa atau sifat
fisik yang lain.
Contoh:
Wayang purwa terdiri atas
beberapa gaya atau gagrak seperti, gagrak Kasunanan, Mangkunegaraan;
Ngayogyakarta, Banyumasan, Jawatimuran, Kedu, Cirebon dan sebagainya.
Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2015. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Itulah beberapa materi yang biasanya saya sampaikan
kepada siswa kelas X, semoga apa yang saya bagikan pada anda dapat bermanfaat. Jangan
lupa komentar dan berikan masukan bagi tulisan saya. Terimakasih!
Komentar
Posting Komentar